Opinikampus.com – Gielbran M Noor, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkapkan bahwa ia mendapat intimidasi dan ‘teror’ setelah mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebagai respons, pihak kampus berjanji akan memberikan perlindungan untuk Gielbran.
Kritik sebagai Bagian dari Demokrasi
Pihak kampus menilai bahwa aksi Gielbran yang memberikan gelar ‘Jokowi alumnus paling memalukan’ adalah bentuk kritik. Menurut Sekretaris UGM, Andi Sandi, tidak perlu ada pendekatan keamanan yang berlebihan terhadap situasi ini.
Baca Juga: Presiden Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan
“Dalam demokrasi, kritik terhadap pemerintah adalah hal yang biasa. Saya memahami jika pihak keamanan memiliki tugas untuk mengantisipasi. Namun, saya tidak setuju jika pendekatan yang dilakukan sampai harus bertemu dengan orang tua mahasiswa,” jelas Andi Sandi.
Perlindungan untuk Gielbran
Oleh karena itu, pihak kampus berjanji akan memberikan perlindungan kepada Gielbran jika dibutuhkan. “Dari sisi kami, jika Gielbran membutuhkan, UGM siap menyiapkan perlindungan untuk Gielbran,” kata Andi Sandi.
Intimidasi dan ‘Teror’
Sebelumnya, Gielbran telah mengungkap adanya intimidasi dan ‘teror’ oleh oknum yang mengaku sebagai intel. Intimidasi ini tidak langsung diterima oleh Gielbran, melainkan melalui kampus dan orang tuanya.
Respon Kapolda dan Kapenrem
Sementara itu, Kapolda DIY, Irjen Suwondo Nainggolan, mempersilakan Gielbran untuk melapor jika mendapatkan intimidasi atau ancaman. Pihaknya siap memproses laporan tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh Kapenrem 072/Pamungkas, Kapten Arh Siswoto. Siswoto memastikan bahwa tidak ada instruksi pengerahan intel dari pihaknya seperti yang diceritakan oleh Gielbran.
Ikuti kami di Google News: Opini Kampus