Opinikampus.com – Universitas Brawijaya, Kamis, 14 Desember 2023, LD (24), Tragedi Bunuh Diri Mahasiswi Universitas Brawijaya, seorang mahasiswi UB meninggal dunia setelah diduga bunuh diri. LD ditemukan telah melompat dari lantai 12 gedung Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) sekitar pukul 10.35 WIB.
Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai contoh atau dorongan bagi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Jika Anda merasa depresi atau memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup Anda, segera hubungi profesional kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, atau klinik yang dapat memberikan bantuan.
Latar Belakang Tragedi Bunuh Diri Mahasiswi UB
Menurut informasi yang kami peroleh, LD bukanlah mahasiswa aktif UB. Ia telah mengundurkan diri pada tahun 2019. Berdasarkan data dari laman Dikti, LD tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) angkatan 2018. Namun, ia hanya menyelesaikan satu semester ganjil, dan akhirnya dinyatakan mundur satu tahun setelahnya.
Penyebab Pengunduran Diri LD
Alasan LD mengundurkan diri diduga karena mengalami penyakit depresi. “Korban mengundurkan diri tahun 2019 karena memiliki penyakit yang mengganggu kehidupannya,” ujar Kapolres Lowokwaru AKP Anton Widodo yang menangani kasus ini.
Kronologi Tragedi Bunuh Diri Mahasiswi UB
Anton Widodo juga membeberkan kronologi LD melakukan bunuh diri. Dari hasil penyelidikan sementara, LD diduga sengaja memilih lokasi untuk mengakhiri hidupnya. “Kami simpulkan bahwa korban diduga dengan sengaja melakukan aksi bunuh diri, dengan cara menjatuhkan diri dari lantai 12 ke lantai 4, Gedung Filkom UB,” ungkap Anton.
Barang Bukti di TKP
Polisi telah mengumpulkan beberapa barang bukti yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Di antaranya adalah sandal yang tertinggal di dalam ruangan lantai 12, kacamata yang tertinggal di luar ruangan lantai 12, serta posisi kaca ruangan bagian luar ruangan yang segaris dengan posisi korban.
Kesimpulan
Tragedi bunuh diri LD, mahasiswi Universitas Brawijaya, adalah peristiwa yang sangat menyedihkan. LD diduga mengalami depresi, yang mungkin menjadi pemicu tindakan tragisnya. Kasus ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya kesehatan mental dan dukungan yang tepat bagi mereka yang mungkin berjuang dengan masalah kesehatan mental.
Solusi dan Saran
Menghadapi masalah kesehatan mental seperti depresi membutuhkan penanganan yang serius. Berikut adalah beberapa solusi dan saran yang dapat diambil:
- Pendidikan Kesehatan Mental: Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan pentingnya mencari bantuan profesional ketika dibutuhkan. Ini dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, atau kampanye sosial media.
- Layanan Dukungan: Menyediakan layanan dukungan kesehatan mental di kampus, seperti konseling dan terapi. Layanan ini harus mudah diakses oleh semua mahasiswa.
- Budaya Terbuka: Mendorong budaya di mana mahasiswa merasa nyaman untuk berbicara tentang perjuangan mereka dan mencari bantuan. Ini dapat mencakup pembentukan grup dukungan peer-to-peer atau menyediakan ruang aman untuk diskusi.
- Pelatihan Staf: Melatih staf universitas untuk mengenali tanda-tanda depresi dan bagaimana merujuk mahasiswa ke layanan yang tepat.
Dengan menerapkan solusi-solusi ini, kita dapat berharap untuk mencegah tragedi seperti ini di masa depan.
Baca Juga Berita Kami di Google News: Opini Kampus