Opinikampus.com – Pemerintah berencana memperkenalkan pelajaran matematika pada jenjang Taman Kanak-Kanak (TK). Rencana ini diungkapkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, di Istana Presiden Jakarta pada Selasa (22/10/2024), sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar, khususnya dalam bidang matematika.
Namun, apakah pembelajaran matematika diperlukan untuk anak usia TK? Achmad Hidayatullah, pakar pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), menyambut positif gagasan ini, dengan catatan bahwa pendekatan harus tepat. “Tujuan ini sangat baik dalam mendorong kecintaan anak pada matematika dan mengembangkan kemampuan dasar mereka. Tetapi, penting agar matematika untuk anak TK bukan berarti langsung mengenalkan simbol atau operasi matematika,” jelasnya pada Sabtu (26/10/24).
Menurut Achmad, pengenalan matematika untuk anak TK sebaiknya berfokus pada pola pikir matematis dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Misalnya, melalui permainan yang melibatkan konsep warna, bentuk, ukuran, dan perbandingan konkret. “Mengajarkan konsep besar-kecil atau banyak-sedikit bisa dilakukan melalui media nyata, seperti benda-benda sehari-hari yang mudah dipahami anak,” ujarnya.
Para guru bisa memperkenalkan konsep ini secara praktis, misalnya dengan membandingkan mainan atau benda di sekitar anak. “Misalnya, guru dapat membantu anak memahami apakah mainannya lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan milik teman. Ini bisa membangun rasa penasaran terhadap pola dan kuantitas yang ada di dunia nyata,” tambah Achmad.
Pendekatan pengenalan matematika di TK ini diharapkan memberikan pengalaman konkret yang akan menumbuhkan kepercayaan diri dan ketertarikan anak terhadap matematika secara alami. Achmad menekankan bahwa konsep matematika untuk anak usia dini sebaiknya diutamakan dalam bentuk pengalaman yang menyenangkan dan bermakna, bukan sekadar angka atau operasi bilangan. Ia juga menyoroti pentingnya kesejahteraan guru, agar mereka dapat fokus mengajar tanpa terbebani oleh beban administrasi yang berlebihan.