Pembelajaran-pembelajaran IPS di sekolah dasar menekankan pada pengajaran tentang fakta, konsep dan generalisasi yang diramu dari berbagai disiplin ilmu sosial, kegiatan pembelajaran sepatutnya didasarkan atas pemahaman bagaimana anak usia sekolah dasar itu belajar. Topik-topik pembelajaran IPS di sekolah dasar itu menggunakan lingkungan sosial sebagai materi, sumber belajar dan sarana pembelajaran IPS merupakan kegiatan yang dianggap afektif dan strategis dalam upaya mendorong siswa untuk memahami dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan setempat. 1 Pembelajaran IPS dapat menyiapkan anggota mayarakat di masa yang akan datang, mampu bertindak secara efektif. Nilai-nilai yang wajib dikembangkan dalam pendidikan IPS, yaitu nilai-nilai edukatif, praktis, teoritis, filsafat dan kebutuhan. Pendidikan IPS hendaknya dikembangkan berdasarkan realita kondisi sosial budaya yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan ini akan dapat membina siswa yang baik yang mampu memahami dan mampu menelaah secara kritis kehidupan sosial di sekitarnya serta mampu secara aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan, baik di masyarakat, negara, maupun dunia.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang pokok dalam pendidikan jenjang sekolah dasar. Materi pelajaran IPS sangat luas cakupannya dan banyak ditemukan materi yang bersifat hafalan, analisis dan terapan, salah satunya materi kegiatan ekonomi. Maka dari itu, perlu adanya daya serap yang tinggi agar cakupan materi IPS dapat tersampaikan secara optimal. Peran ekonomi dalam pembelajaran IPS adalah tindakan manusia yang ditunjuk untuk mencari kemakmurannya. Alasan yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi yaitu berusaha mencapai hasil yang sebenar-benarnya. Hubungan ekonomi dengan IPS adalah IPS mengambil materi ilmu ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Jayanti, Putu Parmiti dan Nyoman Jampel. 5 Masalah yang dihadapi yaitu mengalami kesulitan dalam keterampilan menulis karangan terutama dalam mengembangkan ide atau gagasan yang telah dimiliki. Hal ini disebabkan oleh siswa kurang memiliki penguasaan konsep bahasa, sebab siswa lebih menguasai penggunaan bahasa daerah dalam berkomunikasi, baik secara akademis maupun non-akademis. Hasil belajar ditiap-tiap sekolah pasti ada yang belum mencapai KKM kriteria ketuntasan minimal ini disebabkan adanya perbedaan kemampuan dan karakter yang dimiliki oleh setiap siswa, guru hanya menggunakan buku paket ataupun LKS yang sudah ada tanpa menyesuaikan dengan kurikulum, karakteristik siswa dan pengalaman yang didapat.
Hasil observasi nilai evaluasi hasil belajar siswa kelas V MI MA Pusat pada mata pelajaran IPS belum mencapai nilai KKM, sebagian siswa belum memahami materi yang disampaikan oleh guru. Data tersebut didapat dari hasil wawancara dengan wali kelas VA dan VB, beliau mengatakan bahwa kelas VA yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 40 dan 60 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM sedangkan untuk untuk kelas VB yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 50 dan 50 siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM. Hal ini dikarenakan siswa belum dapat memahami dan menguasai pembelajaran IPS khususnya materi Kegiatan Ekonomi di Indonesia adapun untuk memahami materi tersebut itu harus diulang secara berkali-kali. 6 Berdasarkan data diatas maka penulis memilih kelas VA yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol.
APRIANITA MOHI (G8222025)