Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan mata pelajaran yang berperan penting membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik ditingkat lokal, nasional maupun global Maryani dan Syamsuddin, 2009. Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto (2013), IPS pada hakekatnya untuk mengembangkan pemikiran konsep yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa. Tujuan muatan IPS diantaranya 1 mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2 memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3 memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4 memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global Depdiknas, (2006:506). Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar mampu mengatasi terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat sekitar Trianto, (2010:176).
Pembelajaran IPS penting diberikan kepada siswa, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronik, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah masyarakat. Dengan pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya Hidayati, 201015. Pembelajaran IPS seharusnya lebih menuntut pada kemampuan berpikir kritis siswa. Mengajar IPS tidak hanya sekedar mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi juga mendidik dengan membiasakan siswa menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran IPS ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Kenyataan yang terjadi di lapangan selama ini adalah pada proses pembelajaran IPS yaitu, keaktifan siswa masih kurang, terlihat dari siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran, hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa melakukan interaksi secara langsung dan kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran serta hanya menuntut siswa untuk menghapal materi pelajaran tanpa melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini terjadi pada siswa kelas IV SDN 07 Marisa, dilihat dari hasil observasi yang dilakukan di kelas IV pada hari Senin, 12 September 2022 pukul 10. 00 WITA ditemukan fakta bahwa pembelajaran IPS yang dibelajarkan cenderung masih menggunakan metode konvensional yaitu menghafalkan materi-materi yang ada di dalam buku, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan proses pembelajaran kurang bermakna. Siswa cenderung menghafalkan materi sebagai cara utama untuk dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru. Materi dalam muata IPS cukup padat dan luas tetapi dalam proses pembelajarannya masih dengan cara menghafalkan sehingga siswa kesulitan untuk memahami isi materi yang akan digunakan dalam ingatan jangka panjang.
Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation GI pada muatan mata pelajaran IPS materi Aktivitas Ekonomi yang dilakukan selama dua siklus dengan setiap siklus terdiri dari dua kali pertepeningkatan yang mulanya berada pada kriteria baik dan pada pertemuan akhir kegiatan pembelajaran berada pada kriteria sangat baik. Pada siklus I pertemuan 1 tingkat keterlaksanaan mencapai skor 33 dengan kriteria baik, pada pertemuan 2 tingkat keterlaksanaan mencapai skor 34 dengan kriteria sangat baik. Siklus II pertemuan 1 tingkat keterlaksanaan mencapai skor 37 dengan kriteria sangat baik, pada pertemuan 2 tingkat keterlaksanaan mencapai skor 40 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation dari siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan.
Peningkatan ini juga sejalan dengan pendapat Susanto (2013) bahwa guru adalah ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan dan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Sanjaya (2012) bahwa berkualitas atau tidaknya suatu proses pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan dan perilaku guru dalam mengelola pembelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Guru berperan penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Selain itu, guru juga harus mampu merancang model pembelajaran yang bermakna bagi siswa, guru harus kreatif dalam mendesain model pembelajaran agar siswa dapat berpartisipasi, aktif, dan kreatif terhadap materi yang diajarkan Susanto, (2013). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Group Investigation dalam proses pembelajaran sudah tepat. Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Wahyudi dan Pratama (2014) menyatakan bahwa model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang terlibat dalam perencaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana cara melakukan investigasi. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi karena penerapan model pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian serta berpikir kritis siswa, sehingga akan tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan, bermakna dan berpusat pada siswa serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di sekolah.
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini juga terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Ketuntasan hasil belajar siklus I sebesar 53 dan siklus II hasil belajar mencapai 100. Data tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran GI dapat meningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan guru dalam pembelajaran. Selain itu, adanya peningkatan hasil belajar ini merupakan dampak dari aktivitas guru dan aktivitas siswa itu sendiri. Shaleh dan Nooridawati (2014) mengatakan bahwa peningkatan tersebut juga dikarenakan adanya perbaikan guru dalam proses pembelajaran, baik dalam penyajian materi dengan menggunakan media yang menarik minat siswa, bimbingan yang terus dilakukan guru agar selalu membuat siswa fokus belajar, melibatkan siswa agar selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Amberansyah dan Marhamah (2017) bahwa diantara penyebab tuntasnya hasil belajar juga disebabkan karena guru selalu memperbaiki cara mengajarnya dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan juga menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hikmatullah (2013) yang menyatakan bahwa guru berhasil membuat kegiatan pembelajaran yang bermakna sehingga siswa menjadi antusias dan aktif dalam beBeberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yang juga membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
ARLIN LASAKA (G8222026)