Opinikampus.com – Peningkatan resistensi mikroba telah menghantui dunia, dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan 700.000 kematian pada 2019. Prediksi bahkan mengarah pada potensi krisis besar pada 2050 akibat resistensi mikroba terhadap antimikroba.
Ancaman Terbesar: Resistensi Mikroba terhadap Antimikroba
Pada kajian yang dilakukan, infeksi saluran nafas, penyakit menular seksual, dan infeksi saluran kemih menjadi penyebab utama kematian akibat resistensi mikroba. Prof. Dr. apt. Ika Puspita Sari, M.Si., Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, menyoroti pentingnya penerapan pendekatan One Health sebagai kunci utama dalam menanggulangi masalah ini.
One Health: Kolaborasi Multidisiplin untuk Mengatasi Tantangan
Ika menjelaskan bahwa penerapan One Health, kolaborasi lintas disiplin dari tingkat lokal hingga global, menjadi pondasi dalam mengendalikan resistensi mikroba. Salah satu contohnya adalah pemberian antimikroba pada hewan ternak. Tindakan yang tidak bijak dapat memunculkan mikroba resisten yang kemudian masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi daging hewan tersebut.
Solusi: Penggunaan Antimikroba yang Bijak
Dalam upaya memperlambat resistensi, penggunaan antimikroba yang bijak menjadi krusial. Ika menegaskan bahwa penggunaan antimikroba harus diindikasikan dengan ketat, menggunakan spektrum sempit, dosis, interval, dan durasi pemberian yang tepat. Prinsip Access, Watch, dan Reserve (AWaRe) harus menjadi fokus dalam penggunaan antimikroba.
Peran Farmasi: Pentingnya Pemahaman Farmakokinetik dan Farmakodinamik
Farmasi memiliki peran krusial dalam menjalankan penatagunaan antimikroba. Pemahaman mendalam tentang farmakokinetik dan farmakodinamik menjadi kunci dalam memilih antimikroba yang optimal, tergantung pada organ sumber infeksi yang ditargetkan.
Tantangan dan Peran Ilmu Farmakologi
Berbagai tantangan dalam mengoptimalkan penggunaan antimikroba menunjukkan pentingnya ilmu farmakokinetik dan farmakodinamik. Peran aktif dari ilmu farmakologi, khususnya dalam optimalisasi antimikroba, membutuhkan pertimbangan yang cermat terkait sifat fisika kimia obat yang digunakan.
Mengakhiri Ancaman: Melalui Pemahaman yang Mendalam
Penggunaan antimikroba yang bijak, didukung oleh pemahaman mendalam tentang farmakokinetik dan farmakodinamik, menjadi landasan dalam menghadapi tantangan resistensi mikroba. Peran aktif dari para ahli farmasi diperlukan dalam menjaga keselamatan pasien dan mengatasi kematian yang terkait dengan resistensi mikroba. (Redaksi)