Interaksi individu sebagai makhluk sosial dapat terjadi dalam lingkungan yang ditempatinya baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Keterlibatan individu dalam suatu hubungan sosial berlangsung semenjak usia dini. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Fatimah dalam Dian 200689 bahwa proses sosialisasi dan interaksi sosial dimulai sejak manusia lahir dan berlangsung terus hingga ia dewasa atau tua. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial merupakan penyeimbang bagi proses perkembangannya sebagai individu. Sementara itu menurut Walgito (2003:57) interaksi sosial adalah hubungan yang penting yang harus terjadi antara individu satu dengan individu yang lain yang saling mempengaruhi dan terdapat hubungan saling timbal balik. Hubungan saling timbal balik juga terjadi di dalam proses belajar. Sejalan dengan Sudjana (2005:3) Hubungan sosial atau interaksi sosial juga dapat berpengaruh terhadap tingkat pencapaian usaha belajar yakni perbaikan dan perubahan dalam individu yang dimanifestasikan dalam perilaku dan skill yang dilihat melalui hasil belajar yang dicapai dari sekolah.
Maka peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan refleksi. Guru perlu menggunakan metode pengajaran yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran aktif, sehingga guru bersama peneliti mengintegrasikan salah satu metode pembelajaran yaitu metode sosiodrama. Sebagaimana pendapat Sumiati Asra (2002:100) bahwasanya metode sosiodrama berguna untuk menanamkan kemampuan menganalisis situasi sosial tertentu, dan langkah-langkah pada metode sosiodrama secara implisit dapat menumbukan sikap sosial peserta didik. Adapun menurut Sanjaya (2006:160) Metode pembelajaran bermain peran yang di sebut sosiodrama digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah narkoba, kenakalan remaja, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan. peserta didik untuk memecahkannya maka digunakanlah metode pembelajaran bermain peran atau sosiodrama. Ahmadi (2005:65) menjelaskan beberapa kebaikan dari metode sosiodrama diantaranya 1 melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian. 2 metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup. 3 anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkanBelajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Djamarah (2002:20) hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
Hubungan sosial diartikan sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang disekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya Alisyahbana Ali (2009). Hubungan sosial ini menyangkut juga penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti makan dan minum sendiri, berpakaian sendiri, menaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau organisasinya, dan sejenisnya. Hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan rumah sendiri kemudian berkembang lebih luas lagi ke lingkungan sekolah, dan dilanjutkan kepada lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu tempat berkumpulnya teman sebaya. Perkembangan hubungan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bersosialisasi sozialed, memerlukan tiga proses. Dimana masing-masing proses tersebut terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu. Menurut Hurlock (1996:252) tiga proses dalam perkembangan sosial adalah sebagai berikut 1 Berprilaku dapat diterima secara sosial Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus mengetahui prilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilakunya sehingga ia bisa diterima sebagai bagian dari masyarakat atau lingkungan sosial tersebut. 2 Memainkan peran di lingkungan sosialnya Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk dapat memenuhi tuntutan yang diberikan kelompoknya. 3 Memiliki Sikap yang positif terhadap kelompok Sosialnya Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai orang yang menjadi kelompok dan aktifitas sosialnya.
Berikut adalah karakteristik perkembangan sosial anak pada usia sekolah dasar yaitu minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. Pengaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini:
- Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok,
- Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilainya, dan
- Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan.
Perkembangan sosial individu sangat bergantung pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta keterampilan mengatasi masalah yang dihadapinya. Kehadiran siswa di sekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnya dalam proses sosialisasinya dan sekaligus merupakan faktor lingkungan baru yang sangat menantang atau bahkan mencemaskan dirinya. Ia selalu menyesuaikan diri denganlingkungannya, sehingga kepribadian individu, kecakapan-kecakapannya, ciriciri kegiatannya baru menjadi kepribadian yang sebenar-benarnya apabila keseluruhan sistem kepribadian tersebut berhubungan dengan lingkungannya. Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu satu dengan individu lainnya yang saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran akan saling tolong menolong.
Hubungan sosial antar siswa ini berbeda dengan hubungan yang dilakukan di lingkungan keluarga. Jika pergaulan di rumah lebih banyakdiliputi oleh kasih sayang, saling mengerti dan saling membantu. Sedangkan di sekolah mereka harus menghormati hak-hak dan kepentingan masing-masing. Hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Bonner mengemukakan devinisi hubungan sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Hubungan sosial diartikan sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang disekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya Alisyahbana Ali (2009). Hubungan sosial ini menyangkut juga penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti makan dan minum sendiri, berpakaian sendiri, menaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau organisasinya, dan sejenisnya.
Nabila Mohamad (G8222024)