opinikampus.com, Pertumbuhan dan pengembangan pendidikan di tingkat perguruan tinggi terus berjalan cepat seiring dengan perkembangan pengalaman manusia dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapinya. Apa yang sekarang disebut dengan universitas kelas dunia (world-class university), juga universitas riset (research university), menjadi topik pembicaraan hangat di lingkungan perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat.
Media cetak dan media sosial sering kali menampilkan peringkat universitas dunia yang dibuat oleh Times Higher Education World University, Academic Ranking of World Universities (ARWU), Higher Education Evaluation and Accreditation Council of Taiwan (HEEACT), Webometrics, dan masih banyak yang lain.
Perkembangan dunia perguruan tinggi sekarang semakin dibayangbayangi oleh munculnya universitas kelas dunia dan universitas riset (research institutions of higher education). Ada yang menyebutnya sebagai munculnya “generasi ketiga” dari sejarah panjang evolusi perkembangan pendidikan tinggi di dunia. Tujuan, peran, metode, produk lulusan, orientasi, bahasa, organisasi, dan tata kelola universitas generasi ketiga berbeda dari tujuan, peran, metode, produk lulusan, orientasi, bahasa, organisasi, dan tata kelola universitas generasi pertama dan kedua.
Dari segi metode, misalnya, generasi pertama pendidikan tinggi lebih bercorak skolastik dan generasi kedua bercorak modern namun menggunakan pendekatan perkuliahan, pembelajaran, serta riset yang masih bercorak mono-disiplin, sedangkan generasi ketiga bercorak modern namun menggunakan pendekatan yang interdisiplin (Wissema 2009: 23, 32).
Salah satu dari sekian banyak elemen menonjol dari world class university maupun research university adalah digunakannya pendekatan pembelajaran, perkuliahan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat baru, yang lebih bercorak multidisiplin, interdisiplin dan transdisiplin. Digunakan atau tidaknya pendekatan ini, baik dalam berpikir, pendidikan, maupun pembelajaran, lebih-lebih dalam riset, bakal menentukan nasib perguruan tinggi di Indonesia yang akan datang di kancah internasional. Merupakan pertanyaan yang harus dijawab oleh manajemen pendidikan tinggi di Indonesia era sekarang tentang apa langkah-langkah mendesak yang harus diambil untuk mengembangkan dan memajukan perguruan tinggi di Indonesia 2030 dan 2045.
Di atas itu semua, belakangan muncul di lingkungan pengelola pendidikan tinggi, setidaknya dalam teori, apa yang disebut sebagai universitas riset, yang berbeda corak visi dan misinya dari universitas yang fokusnya hanya pada pengajaran (teaching institutions of higher education). Jika dibaca dari banyak literatur, pendidikan tinggi kelas dunia memang tidak bisa dipisahkan keberadaannya dari mutu dan jumlah riset yang dilakukannya serta publikasi dalam jurnal internasional. Sudah barang tentu ini membutuhkan cara berpikir dan tata kelola pendidikan tinggi yang baru dan lebih menonjolkan persaingan dalam perekrutan tenaga pengajar.
Jika tidak dipersiapkan secara matang, terprogram dari sekarang, dan tidak diambil langkah-langkah terobosan strategis, besar kemungkinan perkembangan dan kemajuan pendidikan tinggi Indonesia tidak akan jauh berbeda dari yang kita saksikan sekarang ini, bahkan lebih rendah karena pendidikan tinggi di negara lain juga terus berkembang tanpa terbendung. (Imran Kamarudin)