Opinikampus.com – Universitas Brawijaya, Tragedi yang menimpa seorang mahasiswa di Universitas Brawijaya (UB) Malang yang diduga melakukan bunuh diri dengan melompat dari gedung Filkom lantai 12. Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan objektif tentang kejadian tersebut, serta memberikan saran kepada pembaca yang mungkin mengalami masalah kesehatan mental.
Artikel ini tidak bermaksud untuk memberikan contoh atau dorongan kepada siapa pun untuk melakukan hal yang sama. Jika Anda merasa depresi atau memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup Anda, segera hubungi profesional kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, atau klinik yang dapat memberikan bantuan.
Kronologi Kejadian Bunuh Diri Mahasiswa di UB
Kejadian bunuh diri mahasiswa di UB Malang terjadi pada Kamis, 14 Desember 2023, sekitar pukul 10.30 WIB. mahasiswa tersebut diketahui bernama LD (24), yang merupakan warga Desa Kepuharjo, Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Menurut Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto, LD pernah terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UB, tetapi mengundurkan diri pada tahun 2019 karena mengalami depresi. Menurut saksi mata, LD melompat dari lantai 12 gedung Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) UB, yang merupakan gedung tertinggi di kampus tersebut. Saat itu, banyak mahasiswa yang sedang mengikuti ujian di gedung tersebut. Mereka terkejut mendengar suara keras yang berasal dari lantai 4, tempat LD jatuh.
“Saya sedang ujian di lantai 4. Tiba-tiba saya dengar suara seperti ada yang jatuh dari atas. Saya kira ada yang menjatuhkan barang, tapi ternyata ada orang yang jatuh. Saya lihat dia sudah tidak bergerak lagi,” kata Raffi, salah satu mahasiswa Filkom yang menjadi saksi mata.
Raffi mengatakan, dia tidak mengenal LD secara pribadi, tetapi dia pernah melihatnya di kampus. Dia juga tidak tahu apa motif LD melakukan bunuh diri.
“Kalau soal itu, saya tidak tahu. Saya tidak kenal dia. Saya cuma tahu dia anak MIPA. Kabarnya sih dia depresi, tapi saya tidak bisa memastikan,” ujar Raffi.
Sementara itu, Rara, mahasiswi Fakultas Teknologi Pertanian UB yang juga menjadi saksi mata, mengatakan saat ini polisi masih melakukan penyelidikan di lokasi kejadian. Dia tidak tahu bagaimana kondisi LD saat ini.
“Polisi masih olah TKP. Mungkin nanti ada pengumuman resmi dari pihak kampus,” kata Rara.
Penyebab Bunuh Diri Mahasiswi di UB
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak Universitas Brawijaya (UB) atau pihak berwajib dan pihak keluarga tentang penyebab bunuh diri mahasiswi tersebut. Namun, berdasarkan informasi yang beredar di media, LD diduga mengalami depresi.
Saran untuk Pembaca
Bunuh diri adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat dianggap sebagai solusi dari masalah apapun. Bunuh diri adalah tindakan yang merugikan diri sendiri, keluarga, teman, dan masyarakat. Bunuh diri juga merupakan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama dan norma-norma sosial. Oleh karena itu, bagi Anda yang merasa depresi atau memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan dari orang-orang yang dapat membantu Anda, seperti keluarga, teman, guru, psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan mental. Jangan menutup diri atau menyimpan masalah Anda sendiri. Berbicaralah dengan orang-orang yang Anda percaya dan minta dukungan dari mereka. Ingatlah bahwa Anda tidak sendiri dan Anda masih memiliki banyak hal yang bisa Anda syukuri dan nikmati dalam hidup ini.
Selain itu, Anda juga dapat melakukan beberapa hal yang dapat meningkatkan kesehatan mental Anda, seperti:
- Melakukan aktivitas fisik yang teratur, seperti olahraga, berjalan, bersepeda, atau berenang. Aktivitas fisik dapat membantu Anda meredakan stres, meningkatkan mood, dan meningkatkan kepercayaan diri.
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, seperti sayur, buah, biji-bijian, kacang-kacangan, susu, telur, daging, dan ikan. Makanan yang sehat dapat membantu Anda menjaga keseimbangan hormon, meningkatkan fungsi otak, dan mencegah penyakit.
- Menghindari konsumsi alkohol, rokok, narkoba, atau zat adiktif lainnya. Zat-zat tersebut dapat merusak kesehatan fisik dan mental Anda, serta menimbulkan ketergantungan dan efek samping yang berbahaya.
- Melakukan hobi atau kegiatan yang Anda sukai, seperti membaca, menulis, menggambar, bermain musik, bermain game, atau menonton film. Hobi atau kegiatan yang Anda sukai dapat membantu Anda mengisi waktu luang, mengembangkan bakat, dan mengekspresikan diri.
- Membina hubungan yang positif dengan orang-orang di sekitar Anda, seperti keluarga, teman, tetangga, atau rekan kerja. Hubungan yang positif dapat membantu Anda merasa dihargai, didukung, dan dicintai, serta memberikan Anda kesempatan untuk berbagi, belajar, dan bersenang-senang bersama.
- Meningkatkan spiritualitas Anda, seperti berdoa, beribadah, bermeditasi, atau melakukan kegiatan sosial yang bermanfaat. Spiritualitas dapat membantu Anda menemukan makna, tujuan, dan kedamaian dalam hidup Anda, serta menghubungkan Anda dengan Tuhan, diri sendiri, dan alam.