Pemilihan Proporsional Tertutup atau Proporsional Terbuka? Pilihan Sistem Pemilihan di Pemilu 2024

sistem pemilihan proporsional tertutup atau terbuka

Opinikampus.com – Indonesia akan segera menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, dan sebuah pertanyaan besar muncul: Apakah Indonesia akan menggunakan sistem pemilihan proporsional tertutup atau proporsional terbuka? oleh karena itu kami mahasiswa dari program studi ilmu pemerintahan, Universitas Pohuwato tertarik untuk menulis artikel ini sebagai salah satu tugas matakuliah kami.

Sistem pemilihan proporsional adalah sistem di mana partai politik mendapatkan kursi di parlemen sebanding dengan persentase suara yang mereka peroleh di pemilihan. Sementara itu, pemilihan tertutup atau terbuka menunjukkan cara suara dipilih dan kandidat dipilih oleh partai politik.

Pada sistem proporsional tertutup, daftar calon anggota legislatif dibuat oleh partai politik dan hanya partai politik yang memiliki daftar tersebut. Pemilih memberikan suaranya kepada partai politik, dan partai politik menentukan siapa yang akan mendapatkan kursi. Sementara pada sistem proporsional terbuka, pemilih dapat memilih antara kandidat yang disajikan dalam daftar partai politik.

Pemilihan Proporsional Tertutup

Sistem proporsional tertutup digunakan di Indonesia selama beberapa dekade. Pada pemilihan ini, partai politik dapat membuat daftar calon anggota legislatif, dan hanya partai politik yang dapat membuat daftar tersebut. Partai politik kemudian memberikan daftar tersebut kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pemilih memberikan suaranya kepada partai politik. Setelah itu, partai politik menentukan siapa yang akan mendapatkan kursi di parlemen.

Keuntungan dari sistem ini adalah bahwa partai politik dapat mempertahankan kendali atas kandidat yang akan duduk di parlemen. Partai politik dapat memilih kandidat yang sesuai dengan pandangan politik mereka dan menghindari adanya kandidat yang menentang partai politik. Selain itu, pemilih hanya perlu memilih partai politik, bukan kandidat, yang membuat pemilih tidak perlu mengenal calon-calon tertentu dengan baik.

Namun, kelemahan dari sistem ini adalah bahwa pemilih tidak memiliki kontrol atas siapa yang duduk di parlemen. Pemilih hanya dapat memilih antara partai politik, bukan calon-calon individu. Ini berarti bahwa partai politik dapat menempatkan orang-orang yang tidak berkualitas atau tidak memiliki integritas untuk duduk di parlemen.

Pemilihan Proporsional Terbuka

Sistem pemilihan proporsional terbuka digunakan di beberapa negara, termasuk di Jerman dan Belanda. Dalam sistem ini, partai politik membuat daftar kandidat untuk setiap daerah pemilihan, tetapi pemilih dapat memilih antara kandidat yang disajikan dalam daftar tersebut.

Keuntungan dari sistem ini adalah bahwa pemilih memiliki kontrol yang lebih besar atas siapa yang duduk di parlemen. Pemilih dapat memilih kandidat yang mereka percayai atau yang memiliki keahlian dan kualitas tertentu. Selain itu, sistem ini dapat mendorong partai politik untuk menempatkan orang-orang yang berkualitas dan berintegritas tinggi di daftar kandidat mereka.

Namun, kelemahan dari sistem ini adalah bahwa partai politik mungkin kehilangan kendali atas calon-calon yang terpilih. Partai politik tidak dapat menentukan siapa yang akan duduk di parlemen, sehingga partai politik mungkin tidak dapat menjalankan agenda politik mereka dengan efektif.

Pilihan untuk Indonesia

Indonesia telah menggunakan sistem pemilihan proporsional tertutup selama beberapa dekade, tetapi sejak 2015, Indonesia telah mengadopsi sistem pemilihan terbuka di beberapa daerah pemilihan. Namun, keputusan untuk menggunakan sistem pemilihan proporsional tertutup atau terbuka untuk Pemilu 2024 masih menjadi perdebatan.

Beberapa kalangan mendukung sistem pemilihan proporsional tertutup karena dapat memberikan kepastian bagi partai politik dan memudahkan pemilih dalam memberikan suara. Sementara itu, yang lain mendukung sistem pemilihan terbuka karena memberikan kontrol yang lebih besar kepada pemilih dan mendorong partai politik untuk menempatkan orang-orang yang berkualitas di daftar kandidat.

Namun, keputusan akhir untuk menggunakan sistem pemilihan proporsional tertutup atau terbuka harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Indonesia perlu memilih sistem yang dapat memberikan kontrol yang cukup kepada pemilih, namun juga memberikan kepastian bagi partai politik.

Kesimpulan

Sistem pemilihan proporsional tertutup atau terbuka memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing. Keputusan untuk menggunakan salah satu sistem harus dipertimbangkan dengan matang dan harus mempertimbangkan kepentingan pemilih dan partai politik. Pilihan sistem yang tepat dapat memberikan kontrol yang cukup kepada pemilih, tetapi juga memberikan kepastian bagi partai politik dalam menjalankan agenda politik mereka. Oleh karena itu, keputusan untuk memilih sistem pemilihan proporsional tertutup atau terbuka di Pemilu 2024 nanti menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan.

Penulis: Ayuni Mardain, Nirmala Harun

Exit mobile version