Meningkatkan Sikap Spiritual dan Sosial Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Karakter di Sekolah Dasar

Photo by Syahrul Alamsyah Wahid on Unsplash

Sikap spiritual dan sikap sosial merupakan salah satu aspek penting yang perlu ditanamkan dalam proses belajar mengajar. Sikap spiritual adalah sikap yang melibatkan nilai moral dan mampu memberikan pengetahuan untuk bisa membedakan sesuatu yang benar dan salah berasaskan pada keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sementara itu, sikap sosial dalah sikap yang melibatkan pada nilai sosial sebagai hubungan antara siswa dengan alam, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Seperti kita ketahui bahwa anak-anak jaman sekarang kurang mempunyai sikap spiritual dimana anak sekolah dasar kurang memiliki sikap spiritual karena dilihat dari sudut pandang banyak siswa yang berbicara kasar, jauh dengan 5s yaitu Senyum salam sapa sopan santun kepada guru dimana 5s ini adalah sikap spiritual yang mendasar yag harus di tanamkan di sekolah dasar. Sekolah yang berbasis atau bernuasa agama bukan hanya teori-teori atau ilmu agama yang diberikan, tetapi tekankan agar selalu di praktikan dalam sekolah maupun luar sekolah, kita sebagai pendidik atau kita calon pendidik harus memperlihatkan sikap kita menjadi suri tauladan yang baik terhadap peserta didik selain teori atau ilmu. Sekolah yang tidak berbasis atau tidak bernuansa agama juga sama kita sebagai calon pendidik harus memperlihatkan sikap kita menjadi contoh yang baik dan menjadi suritauladan siswa tersebut. Perihal agar siswa untuk memiliki sikap spiritual yang baik sekolah harus mempunyai program-program yang meningkatkan spiritual siswa menjadi baik.

Adapun peran yang kedua atau modal dasar kedua yaitu kepala sekolah untuk mewujudkan sikap spiritual di sekolah menurut AbidinY,(2022). Kepala sekolah adalah orang yang memegang kendali di sekolah tersebut mengapa demikian karena semua peraturan, program di atas akan di laksanakan jika dapat ijin dari kepala sekolah. Kepala sekolah yang efektif senantiasa memikirkan atau fokus terhadap program diatas untuk meningkatkan sikap religious di sekolah. Adapun peran yang ketiga atau modal dasar yang ketiga adalah program-program sekolah yang meningkatkan sikap spiritual di sekolah menurut AbidinY,(2022). , tidak perlu mewah tetapi cukup berkelanjutan agar siswa selalu bersifat spiritual yang sudah Contohnya setiap hari siswa harus menanamkan sikap 5S Senyum, Salam, Sapa, Santun dan Sopan terhadap siapapun dan kapanpun. Yang tadinya paksaan jika terus dilaksanakan akan menjadi kebisasaan baik. Melaksanakan solat dhuha pada hari rabu ini merupakam sikap spiritual yang awalnya paksaan jika dilaksanakan terus menerus siswa pun akan melaksanakan nya setiap hari tanpa program di sekolah tersebut. Jumroh atau jumat rohani disini pada setiap hari jumat siswa mendegarkan ceramah tentang agama agar siswa lebih memahami dan menanamkan sikap spiritual.

Indikator Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial

Indikator penilaian kompetensi spiritual antara lain:

  1. Perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
  2. Mau mengajak teman seagamanya untuk melakukan ibadah bersama. 
  3. Mengikuti kegiatan keagamaan yang diselenggarakan sekolah. 
  4. Melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama yang dianut. 
  5. Merayakan hari besar agama. 
  6. Melaksanakan ibadah tepat waktu.

Berperilaku Syukur

  1. Perilaku menerima perbedaan karakteristik sebagai anugerah Tuhan. 
  2. Selalu menerima penugasan dengan sikap terbuka. 
  3. Bersyukur atas pemberian orang lain. 
  4. Mengakui kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta. 
  5. Menjaga kelestarian alam, tidak merusak lingkungan. 
  6. Tidak mengeluh. 
  7. Selalu merasa gembira dalam segala hal. 
  8. Tidak berkecil hati dengan keadaannya. 
  9. Suka memberi atau menolong sesama. 
  10. Selalu berterima kasih bila menerima pertolongan.
  11. Perilaku menerima perbedaan karakteristik sebagai anugerah Tuhan. 
  12. Selalu menerima penugasan dengan sikap terbuka. 
  13. Bersyukur atas pemberian orang lain. 
  14. Mengakui kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta. 
  15. Menjaga kelestarian alam, tidak merusak lingkungan. 
  16. Tidak mengeluh. 
  17. Selalu merasa gembira dalam segala hal. 
  18. Tidak berkecil hati dengan keadaannya. 
  19. Suka memberi atau menolong sesama. 
  20. Selalu berterima kasih bila menerima pertolongan.

Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;

  1. Perilaku yang menunjukkan selalu berdoa sebelum atau sesudah melakukan tugas atau pekerjaan.
  2. Berdoa sebelum makan. 
  3. Berdoa ketika pelajaran selesai. 
  4. Mengajak teman berdoa saat memulai kegiatan. 
  5. Mengingatkan teman untuk selalu berdoa. 

Toleransi dalam beribadah;

  1. Tindakan yang menghargai perbedaan dalam beribadah. 
  2. Menghormati teman yang berbeda agama. 
  3. Berteman tanpa membedakan agama
  4. Tidak mengganggu teman yang sedang beribadah. 
  5. Menghormati hari besar agama lain. 
  6. Tidak menjelekkan ajaran agama lain

Indikator dari kompetensi sikap sosial antara lain:

  1. Tidak mau berbohong atau tidak mencontek. 
  2. Mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru, tanpa menjiplak tugas orang lain .
  3. Mengerjakan soal ulangan tanpa mencontek. 
  4. Mengatakan dengan sesungguhnya apa yang terjadi atau yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. 
  5. Mau mengakui kesalahan atau kekeliruan. 
  6. Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan. 
  7. pendapat sesuai dengan apa yang diyakininya, walaupun berbeda dengan pendapat teman. 
  8. Mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang dirasakannya di sekolah. 
  9. Membuat laporan kegiatan kelas secara terbuka (transparan). 
  1. Mengikuti peraturan yang ada. 
  2. Tertib dalam melaksanakan tugas. 
  3. Hadir di sekolah tepat waktu. 
  4. Masuk kelas tepat waktu. 
  5. Memakai pakaian seragam lengkap dan rapi. 
  6. Tertib mentaati peraturan sekolah. 
  7. Melaksanakan piket kebersihan kelas. 
  8. Menunjukkan perhatian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. 
  9. Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu. 
  10. Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dengan baik. 
  11. Membagi waktu belajar dan bermain dengan baik. 
  12. Mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada tempatnya. 
  1. Menyelesaikan tugas yang diberikan. 
  2. Mengakui kesalahan. 
  3. Melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas seperti piket kebersihan. 
  4. Tidak pernah terlambat masuk kelas. 
  5. Melaksanakan peraturan sekolah dengan baik. 
  6. Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah sekolah dengan baik. 
  7. Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu. 
  8. Mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan kepada teman. 
  9. Menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. 
  10. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah.
  11. Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam kelompok di kelas/sekolah.
  12. Membuat laporan setelah selesai melakukan kegiatan. 
  1. Menghormati orang lain dan menghormati cara bicara yang tepat. 
  2. Menghormati guru, pegawai sekolah, penjaga kebun, dan orang yang lebih tua. 
  3. Berbicara atau bertutur kata halus, tidak kasar. 
  4. Berpakaian rapi dan pantas. 
  5. Dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah, tidak marah-marah.
  6. Mengucapkan salam ketika bertemu guru, teman, dan orang-orang di sekolah.
  7. Menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak cemberut. .
  8. Mengucapkan terima kasih apabila menerima bantuan dalam bentuk jasa atau barang dari orang lain. 
  1. Ingin tahu dan ingin membantu teman yang kesulitan dalam pembelajaran, perhatian kepada orang lain.
  2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah (mengumpulkan sumbangan untuk membantu yang sakit atau kemalangan).
  3. Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki.
  4. Menolong teman yang mengalami kesulitan. 
  5. Menjaga keasrian, keindahan, dan kebersihan lingkungan sekolah. 
  6. Melerai teman yang berselisih (bertengkar). 
  7. Menjenguk teman atau guru yang sakit. 
  1. Berani tampil di depan kelas. 
  2. Berani mengemukakan pendapat.
  3. Berani mencoba hal baru. 
  4. Mengemukakan pendapat terhadap suatu topik atau masalah. 
  5. Mengajukan diri menjadi ketua kelas atau pengurus kelas lainnya. 
  6. Mengajukan diri untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis. 
  7. Mencoba hal-hal baru yang bermanfaat.
  8. Mengungkapkan kritikan membangun terhadap karya orang lain. 
  9. Memberikan argumen yang kuat untuk mempertahankan pendapat.

Dalam menentukan nilai sikap peserta didik, lomba wali kelas memperhatikan rambu-rambu yang telah dibuat. Rambu-rambu deskripsi sikap sikap pada kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017 adalah sebagai berikut. 1. Nilai sikap yang ditulis adalah sikap spritual dan sikap sosial yang merepresentasikan keinginan sikap pada KI-1 dan KI-2. 2. Substansi dari sikap spiritual adalah setiap hal yang berkaitan dengan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 3. Substansi dari sikap sosial adalah segala hal yang berkaitan dengan penghayatan dan pengamalan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, tanggap dan pro-aktif. Sikap tersebut menunjukkan bagian dari solusi atas beragam permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta penempatan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 4. Hasil penilaian kebijakan sikap berbentuk predikat dan deskripsi. 5. Predikat dalam penilaian sikap bersifat kualitatif, yaitu Sangat Baik A, Baik B, Cukup C, dan Kurang D. 6. Predikat tersebut ditentukan berdasarkan penilaian isi deskripsi oleh pendidik. 7. Jika peserta didik tidak memiliki catatan apapun di dalam jurnal, maka sikap peserta didik tersebut diasumsikan sebagai BAIK. 8. Deskripsi sikap berisi sikap yang sangat baik danatau sikap kurang baik yang memerlukan bimbingan dan pembinaan. 9. Deskripsi sikap ditulis menggunakan kalimat yang bersifat peserta memotivasi didik dengan pilihan katafrasa yang bernada positif. Hindari katafrasa yang bermakna kontras, contohnya . namun masih perlu peningkatan dalam . atau . tetapi masih perlu bimbingan dalam hal .

Sri Nivtawati idrus (G8222011)

Exit mobile version