Golput Mahasiswa Indonesia di UK: Kuota Suara Terbatas

Golput Mahasiswa Indonesia di UK: Kuota Suara Terbatas Ancam Hak Pilih 2024

Golput Mahasiswa Indonesia di UK: Kuota Suara Terbatas Ancam Hak Pilih 2024

Opinikampus.com – London, Mahasiswa Indonesia di United Kingdom (UK) menghadapi ancaman besar untuk golput pada pemilu 2024. Kurangnya kuota suara di luar negeri mengakibatkan setidaknya 500 WNI kehilangan hak pilihnya, menimbulkan kekecewaan dan protes di berbagai kota di UK.

Baca Juga: Pemilihan Proporsional Tertutup atau Proporsional Terbuka? Pilihan Sistem Pemilihan di Pemilu 2024

Menuju Pemilu 2024: Golput Mahasiswa Indonesia di UK

Dua bulan menjelang pemilu serentak 2024, mahasiswa Indonesia di UK masih berjuang untuk mendapatkan hak pilih mereka. Situasi kurangnya kuota suara menjadi perhatian utama, sementara harapan untuk mengatasi kendala ini tetap menjadi fokus dalam rangka menuju pemilihan yang inklusif.

Kekhawatiran Mahasiswa di UK: Kuota Suara yang Terbatas

Kehilangan hak suara menjadi masalah serius bagi mahasiswa Indonesia di UK, terutama mereka yang baru tiba untuk studi S2 pada September 2023. Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2023, yang hanya menyediakan kuota cadangan sebanyak 2%, menjadi pembatas utama bagi mereka yang ingin menggunakan hak pilihnya.

Protes Mahasiswa dan Kendala Pencoblosan

Protes mahasiswa terfokus pada beberapa isu krusial. Mulai dari sosialisasi yang minim dari KPU, proses pemindahan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang rumit, hingga kuota suara yang tidak mencukupi. Mereka menyuarakan kekecewaan karena ketidakjelasan informasi, terutama terkait syarat menjadi pemilih di luar negeri.

Cerita Mahasiswa: Kesulitan Pencoblosan di Berbagai Kota UK

Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di UK, seperti Swansea University, University of Leeds, The University of Edinburgh, University College London, dan lainnya, merasakan kesulitan yang sama terkait kuota suara. Mereka merasa terbebani karena sulitnya proses pemindahan TPS dan ketidakpastian informasi yang diterima.

Upaya dan Harapan Mahasiswa untuk Hak Pilih

Meskipun mengalami kesulitan, beberapa mahasiswa yang berhasil memindahkan TPS-nya tetap memperjuangkan hak pilih mereka. Sementara Sekjen PPI UK, Moses Siregar, terus berupaya agar mahasiswa bisa mendapatkan hak pilihnya. Namun, tantangan ini juga dirasakan oleh mahasiswa Indonesia di negara lain di seluruh dunia.

PPI UK Meminta Tindakan dari KPU Umum

PPI UK telah mengirim surat permohonan kepada KPU Umum untuk memperbaiki situasi kurangnya surat suara di luar negeri. Mereka menekankan pentingnya setiap suara dalam pemilu dan mengadvokasi hak pilih lebih dari lima ratus pemilih yang terancam tidak bisa mencoblos.

Pendekatan Individual Mahasiswa dalam Memperjuangkan Hak Pilih

Beberapa mahasiswa, seperti Pritta Damanik dari King’s College London, berhasil memindahkan TPS mereka dan mendorong agar langkah serupa diambil oleh yang lain. Meskipun mengalami hambatan dalam prosesnya, mereka tetap bersikeras untuk menggunakan hak pilih mereka di pemilu mendatang.

Ikuti Kami di Google News: Opini Kampus

Exit mobile version